Aksi Demonstrasi, Program Sertifikasi Nikah, Recession, Banjir Jakarta, PUPR

336

It’s dat day of the week again. Today on our Data-Viz Friday, we’ll take you around the world…

Where political unrest is happening.

Jadi beberapa waktu terakhir ini, kalo kamu ngikutin berita (dan gak absen bukain email kita!) kamu pasti bakalan nyadar bahwa akhir-akhir ini lagi terjadi banyak aksi demonstrasi di berbagai belahan dunia. Dari mulai Hong Kong dengan polemik RUU Ekstradisinya yang nggak selesai-selesai, Lebanon yang bikin rencana mau pajakin WA video call, sampe Bolivia dengan mati lampunya yang bikin geger. Nah, di Data-viz Friday kali ini, kita bakal ngajak kamu keliling ke negara-negara yang lagi dilanda political unrest sambil skimming dikit-dikit soal kenapa ketidakpuasan publik itu bisa terjadi. Buckle up, passport please? 

To catch up in more details with individual story, kalian bisa buka arsip kita di sini. You’re welcome.


For when you’ve been planning on your “happily ever after…”

Gambar: neeaniio.blogspot.com

Eits, lulus sertifikasi dulu.
Jadi Hari Rabu kemarin, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bilang bahwa pemerintah bakal bikin program sertifikasi untuk pasangan yang mau menikah.

What’s that? 
Kata Pak Muhadjir, program sertifikasi ini merupakan program pembekalan yang bakal berisi soal pengetahuan terkait berumah tangga, kayak pembekalan pengetahuan soal cara mengelola emosi, keuangan, sampe pembekalan terkait kesehatan alat reproduksi, penyakit-penyakit berbahaya, sampe masalah stunting.

Tell me more. 
Dalam merancang program ini, Kemenko PMK bakal kerjasama dengan berbagai kementerian, kayak Kemenkes untuk jelasin soal kesehatan reproduksi, kesehatan anak, stunting dll, terus juga sama Kemenag soal pemahaman agama.

Sounds good. Tujuannya biar apa?
Ya biar memastikan bahwa pasangan yang mau meniqa udah bener-bener dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan soal berumah tangga tadi. Selain itu, terutama soal pengetahuan reproduksi, Pak Muhadjir bilang bahwa ilmu reproduksi ini penting karena nantinya, pasangan yang uda nikah bakal menghasilkan anak-anak untuk masa depan Indonesia.

I see, but I’m getting married soon. 
Congrats! Tapi kalo kamu mau ikutan sertifikasi dulu, maka sans aja karena programnya baru bakal dimulai tahun 2020 nanti. Selain itu, program sertifikasi yang wajib diikuti oleh kedua mempelai ini juga bakal berlangsung selama tiga bulan. So… wedding dress…checked, wedding venue…checked, wedding certification…(on hold…)

Well, what if I did not pass the certification?
Belom bole nikah dulu. Beneran gitu gengs kata Pa Muhadjir. Jadi alurnya, kamu ikutan sertifikasi dulu, terus kalo lolos kamu bakal dapet sertifikat yang bakal dipake buat daftar perkawinan di KUA. Kalo belom lolos sertifikasi ya belom bisa daftar.

Jadi uda gabisa asal niqa’ kayak lagunya Bruno Mars yha…


For when you feel like taking some light economics lesson today…

Gambar: Automotive News Europe

Jerman baru aja lolos dari ancaman resesi.

Recess what? 
Recession, meaning melemahnya aktivitas ekonomi suatu negara, bahkan nilai pendapatan nasional aka PDB-nya bisa berbalik jadi negatif. Nah, namanya ekonomi melemah, ya akibatnya bahaya banget karena bisa menyebabkan meningkatnya pengangguran, daya beli masyarakat yang menurun, sampe bisnis yang bangkrut.

So, Germany is in this recession situation? 
Almost, tapi gajadi. Karena kemarin, pemerintah Jerman baru aja mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% di kuartal (tiga bulan terakhir) ini. Padahal sebelumnya, para ahli ekonomi memprediksi Jerman bakal mengalami resesi di mana pertumbuhan ekonominya bakal negatif sebesar 0,1%. Kalo beneran jadi resesi, maka ini bakal jadi resesi Jerman yang pertama sejak 2013 lalu. Padahal saat ini, Jerman masih merupakan negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.

Who’s still holding their breath? 
Germany, of course, karena angka pertumbuhan 0,1% ini kecil banget kalo dibandingin sama kuartal-kuartal sebelumnya. FYI, pertumbuhan ekonomi Jerman pada bulan Juli-September mencapai 0,5%, naik dari periode April-Juni yaitu sebesar 0,3%.

Kok bisa pertumbuhan ekonominya Jerman rendah banget? 
Karena banyak hal, salah satunya adalah ketegangan perdagangan global *uhuk perang dagang US-China *uhuk*. Terus juga faktor paling signifikan adalah berkurangnya permintaan global atas produk otomotif bikinan Jerman yang bikin pendapatan dari sektor manufakturnya menurun drastis di periode ini. Dengan menurunnya permintaan, maka ekspornya juga menurun, meaning, slower growth for the industry. Phew, tough time.


For when you think it’s finally sweater weather in Jakarta…

Gambar: detiknews

It is also float-er weather. 
Meaning, get ready for the flood. At least gitu kata Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta yang menyebut bahwa memasuki musim hujan ini, bakal ada seenggaknya 25 titik di JKT yang rawan banjir. Untuk mengantisipasinya, pihak BPBD DKI uda menyiapkan sekitar 7.000 pasukan badan air yang siap berjaga 24 jam di berbagai titik rawan genangan hingga ke pintu dan pompa air. Selain itu, berbagai alat berat dan pompa baik yang mobile maupun stationer juga uda disiapkan sebanyak ratusan buah.
If you are wondering apakah rumah kamu ada di list daerah-daerah rawan banjir, cekidot below:

South-ie softie: Cipete, Cipulir, Pondok Pinang, Bangka, Ulujami, dll
North-er tougher: Pademangan, Pluit, Penjaringan
West-ed crowded: Rawa Buaya, Kedoya, Kembangan, Tegal Alur
Far East: Cililitan, Cawang, Cipinang Melayu, Rambutan, Bidara Cina dll.

Whoa. We’re so cool coz we created those new bynames overnight. Hi Kanye, hire us plz.


“Kerja saya rock n roll, susah libur. Kalo libur justru bingung,”

Begitu kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat ditanya soal kesannya selama kerja jadi menterinya Pak Joko Widodo. Pak Basuki bilang, karena Pak Jokowi ambi banget soal infrastruktur, dia jadi kerja non-stop tujuh hari demi memenuhi target-target pembangunan yang uda dicanangkan.

Sama pak, sama-sama qerja lembur bagai quda kita. Bedanya bapak menteri, kita sobat misqueen. *crying while checking our wallet*