Kota Paling Berpolusi, Grab Indonesia, Repatriasi, Meghan Markle

468

It’s Tuesday. Sip your coffee while finding out what’s goin’ on in Jakarta, Bangladesh to Vogue Magazine.

 

When you think the sky had been gloomy lately…
It’s not your heart, it’s Jakarta. Jadi hari Senin kemarin, ibu kota Jakarta dinobatkan lagi sebagai kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual. Selain itu, jarak pandang di Jakarta juga diketahui menurun, jadi hanya sampai 7 kilometer aja. Hal ini disebabkan oleh polusi di Jakarta yang kian pekat.

Iew. Why is it so bad?
So many reasons, kayak asap kendaraan bermotor, kemacetan yang bikin asap makin banyak, hingga proyek pembangunan trotoar yang bikin jalanan berdebu. Selain itu, menurut pak Gubernur Anies Baswedan, bisa jadi polusi yang meningkat juga disebabkan oleh kendaraan yang masuk ke Jakarta lewat tol JORR.

I’m reading…
Organisasi Wahana Lingkungan Hidup alias Walhi menilai kalau Pemerintah DKI Jakarta lamban dalam menaggulangi masalah polusi ini. Menurut mereka, harusnya pemerintah kordinasi sama para kepala daerah tetangga yang punya banyak industri sampe bikin polusinya menyebar ke ibu kota *looking at you, Banten and West Java. Wink*.

And the government says…
Pemerintah DKI Jakarta udah nyiapin 14 rencana yang udah diagend akan sampe tahun 2030 untuk mengatasi polusi udara Jakarta. Beberapa rencana itu di antaranya adalah monitoring

Advertisement
kualitas udara, ngembangin transportasi umum yang ramah lingkungan, penerapan uji emisi kendaraan bermotor, sampe penyediaan bahan bakar ramah lingkungan.

We’re packing and moving to Kalimantan with the rest of the capital. Ciao.


Who’s just heard some “cling cling cling”.

Grab Indonesia.
Perusahaan Decacorn ini baru aja dapet suntikan dana dari perusahaan Jepang, SoftBank sebesar US$2 miliar alias Rp28 triliun. Hal ini diumumin setelah CEO-nya Grab, SoftBank dan Menko Maritim Pak Luhut Pandjaitan ketemu sama Pak Jokowi di Istana Merdeka hari Senin kemarin.

That’s a lot of money.
Agree. Jadi emang CEO-nya SoftBank yang namanya Masayoshi Son ini adalah orang terkaya di Jepang yang hobi sawer-sawer duit ke startup. Selain Grab, perusahaan lain yang dapet dana dari SoftBank adalah Tokopedia, Ola India, Wework sampe Uber.

Terus duitnya mau dipake apa sama Grab?
macem-macem, mulai dari ngembangin bisnis GrabFood, dana riset, bikin kantor baru di Indonesia, sampe ngembangin mobil listrik.

Thazzit? 
Ga juga. Selain itu, Grab rencananya mau ngembangin bisnis sampe ke Indonesia Timur, khususnya di sektor kesehatan, pendidikan, dan pariwisata. Dalam hal pariwisata, Grab diminta untuk bantu-bantu ngembangin kunjungan wisatawan di beberapa tujuan wisata kayak Labuan Bajo, Manado, Borobudur, Mandalika dan Danau Toba.


Words to learn today: Repatriation.


What is that?

Repatriasi adalah proses di mana orang atau kelompok masyarakat balik lagi ke negara asalnya.

And I should know this, because…
Hari Minggu lalu, perwakilan dari pengungsi Rohingya yang tinggal di perbatasan Bangladesh dan perwakilan dari pemerintah Myanmar ketemu untuk bahas rencana repatriasi para pengungsi ini ke daerah asalnya di Rankhine state, Myanmar.

Some context would be helpful.
Jadi, Rohingya adalah kelompok minoritas Muslim yang tinggal di negara tetangga kita Myanmar yang mayoritas beragama Budha. Selama ini, Myanmar menolak ngasih KTP aka status warga negara ke kelompok Rohingya karena menilai  kelompok ini sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, despite that they’ve been living there for generations…

Go on.
Tahun 2017 lalu, terjadi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok militer Myanmar ke wilayah mayoritas Rohingya sehingga bikin lebih dari 700,000 orang Rohingya ngungsi ke perbatasan Bangladesh. Sejak saat itu, mereka tinggal di kamp pengungsian sampe sekarang. Menurut laporan PBB, kekerasan tersebut mengindikasikan adanya tujuan untuk menghilangkan etnis Rohingya dari Myanmar, aka genosida (the details are a little too gruesome for this early in the morning).

Does Bangladesh happy with this?
Well, kata Perdana Menteri Bangladesh sih, para pengungsi itu gak bakal tinggal selamanya di sana. Itulah kenapa, kedua negara kemudian menyetujui proses repatriasi para pengungsi ini ke Myanmar, tapi prosesnya gak jalan karena kelompok Rohingya-nya nggak mau balik lagi, unless mereka diakui hak-haknya sebagai warga negara Myanmar. Tanpa status kewarganegaraan, mereka takut dipersekusi lagi.

So…
Kalo emang para pengungsi ini ga mau balik lagi ke Myanmar, Bangladesh lagi menimbang-nimbang untuk merelokasi para pengungsi Rohingya ke sebuah pulau di Teluk Benggala (it’s in the middle of Indian ocean) tapi resikonya, wilayah itu gampang banget kena badai. On the other side, belum jelas juga apakah Myanmar mau mengabulkan permintaan para pengungsi soal status mereka


Who’s just got a new job as an editor?


Meghan Markle.

Istrinya Pangeran Harry ini didaulat sama Majalah Vogue Inggris untuk jadi editor tamu di edisi bulan September yang akan mengangkat tema “Forces for Change”. Dalam edisi kali ini, Meghan mengangkat profil dari 15 cewek yang dinilainya memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan standar kesetaraan, kebaikan, keadilan dan keterbukaan pikiran. Cewek-cewek itu di antaranya adalah aktivis climate change Greta Thunberg, aktivis body positivity Jameela Jamil, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern sampe aktris yang main di film Crazy Rich Asians, Gemma Chan.

Selain soal cewek-cewek “Forces for Change” tadi, edisi kali ini juga bakal diisi dengan wawancara eksklusif Meghan sama mantan first lady-nya Amerika Serikat, Michelle Obama. Yang menarik, kalo kamu perhatiin cover majalah Vogue di atas, bakal ada satu kotak kosong yang dalam versi aslinya bakal merefleksikan objek di depannya. Meaning, if you raise the magazine in front of your face, you’ll see that you are one of the “forces for change”.

We are soooo ordering a copy.

Advertisement