Petugas KPPS, Gelombang Panas Eropa, Gerindra, Kasus Korupsi Bupati Bogor

422

I heard something about indecisiveness. Aren’t we all?


Para peneliti dari Universitas Gadjah Mada baru aja ngerilis hasil penelitian mereka soal petugas KPPS yang meninggal selama gelaran Pilpres 2019.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim UGM di Yogyakarta, diketahui bahwa penyebab petugas KPPS yang meninggal itu enggak hanya disebabkan oleh sakit, tetapi juga karena faktor psikologis, seperti kerjaan KPPS yang intens dan berat sehingga menyebabkan kelelahan yang berujung pada sakit atau bahkan kematian. Ditemukan juga bahwa sebesar 80 persen petugas KPPS yang meninggal  di Yogya mempunyai riwayat penyakit jantung, dan 90% dari mereka adalah perokok. Kesimpulannya, menurut para peneliti ini, kematian para petugas KPPS tidak ada hubungannya dengan dugaan kecurangan pemilu. Alright, case closed.


Words to learn about today is…

European heatwave.

Alias gelombang panas di Eropa yang  diperkirakan akan terus terjadi sampe bulan Agustus. Menurut para ahli, gelombang panas ini kemungkinannya bisa mencapai lebih dari 40 derajat celcius dan berpotensi “mematikan”. Laporan juga menyebutkan bahwa negara-negara kayak Prancis, Jerman, Swiss dan Belgia kemungkinannya akan mencapai suhu terpanasnya dalam sejarah di tahun ini.
Terkait hal ini, pemerintah negara-negara Eropa sudah memberi imbauan buat para warganya untuk banyak minum dan mengurangi aktivitas di luar ruangan sepanjang musim panas.


Who’s being indecisive…

Gerindra.

Partai oposisi yang dipimpin oleh Prabowo Subianto ini masih galau untuk menentukan apakah mereka mau ada di jajaran pemerintah atau teteup duduk di kursi oposisi. Rencananya, mereka baru akan menentukan sikap abis sidang putusan MK yang akan dilaksanakan besok. Prabowo sendiri baru balik hari ini dari Jerman dan rencananya akan ketemuan dengan koalisi partai pendukungnya (Read: PKS, PAN, (setengah hatinya) Demokrat untuk bahas masa depan.
Selain ketemu tim koalisinya, Prabowo juga ada kemungkinan ketemu Jokowi untuk silaturahmi dan rekonsiliasi.

Advertisement

Decisions… decisions…


Who’s been doing corruption “on repeat”


Mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin. 

Rachmat baru aja ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi biaya kampanye pemilihan kepala daerah dan legislatif tahun 2013-2014.

Kata KPK, untuk memenuhi kebutuhan kampanye biar bisa kepilih lagi, Rachmat sering minta duit ke dinas-dinas yang ada di bawah pemerintahannya untuk “urunan” dengan dana yang diambil dari anggaran belanja daerah. Dari aksi “ngecrek-nya” ini, Rachmat berhasil ngumpulin dana kampanye sebesar Rp. 8 milyar yang diambil dari pos-pos keuangan daerah kayak honor pegawai dan insentif jasa. Selain itu, dana juga didapatkan dari hasil pungli atas perizinan dan lelang tender di Kabupaten Bogor.

Kasus ini merupakan penetapan tersangka yang kedua bagi Rachmat, setelah sebelumnya dia juga jadi terdakwa korupsi atas kasus suap.


 

Advertisement